Artikel dan Berita

Tetap Sehat dan Puasa Lancar: Tips Penggunaan Obat yang Tepat dan Aman

Category: Info Sehat Comments: 0

Bulan Ramadhan adalah waktu yang penuh berkah bagi umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa, yang mengharuskan menahan makan dan minum dari fajar hingga matahari terbenam. Bagi mereka yang harus mengonsumsi obat, puasa bisa menjadi tantangan tersendiri karena terbatasnya waktu untuk makan dan minum, yaitu sekitar 10-11 jam. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui jenis obat yang aman digunakan selama puasa dan bagaimana cara mengatur waktu minum obat agar puasa tetap sah dan efektivitas terapi obat tetap terjaga.

A. Obat yang Tidak Membatalkan Puasa

Beberapa obat tidak mempengaruhi puasa karena tidak melewati saluran cerna, seperti:

  • Obat yang diserap melalui kulit: Seperti salep, krim, atau plester, karena tidak masuk ke sistem pencernaan.
  • Obat yang diletakkan di bawah lidah: Seperti isosorbide atau nitrogliserin, yang cepat diserap oleh tubuh.
  • Obat suntik: Baik suntikan subkutan, intramuskular, atau intravena (selain pemberian makanan intravena) tidak membatalkan puasa.
  • Obat tetes mata dan telinga: Selama tidak tertelan, ini aman untuk digunakan saat puasa.
  • Obat kumur: Asalkan tidak tertelan, obat kumur tidak membatalkan puasa.
  • Inhaler asma: Alat bantu pernapasan seperti inhaler yang digunakan untuk mengatasi asma tidak membatalkan puasa.
  • Pemberian gas oksigen dan anestesi: Juga tidak memengaruhi puasa.
  • Obat yang digunakan melalui rektal: Seperti suppositoria yang tidak melalui mulut.

B. Pengaturan Waktu Minum Obat Selama Puasa

Pengaturan waktu minum obat sangat penting agar tetap efektif, sebagai contoh:

  • Obat Sebelum Makan: Jika obat harus diminum sebelum makan, pastikan diminum sekitar 30 menit sebelum sahur atau berbuka.
  • Obat Sesudah Makan: Obat yang diminum setelah makan sebaiknya dikonsumsi 5-10 menit setelah makan besar agar obat dapat bekerja optimal.
  • Obat Tengah Malam: Jika obat perlu diminum tengah malam setelah makan, makanlah biskuit, roti, atau makanan ringan terlebih dahulu agar perut tidak kosong saat mengonsumsi obat.

C. Penyesuaian Jadwal dan Dosis Obat

Bagi yang harus minum obat lebih dari sekali sehari, seperti antibiotik atau obat hipertensi, perlu disesuaikan dengan jadwal puasa. Misalnya:

  • Obat 1-2 kali sehari: Obat ini bisa diminum saat sahur atau berbuka, tergantung waktu yang lebih nyaman.
  • Obat 3-4 kali sehari: Sebaiknya diganti dengan obat yang melepaskan obat secara perlahan atau obat yang memiliki durasi efek lebih lama, seperti mengganti Captopril dengan Lisinopril yang hanya diminum sekali sehari. Untuk antibiotik, bisa disesuaikan dengan durasi yang lebih pendek atau waktu yang tepat agar tetap efektif tanpa mengganggu puasa.

Kesimpulan:
Untuk memastikan obat tetap efektif dan puasa tidak terganggu, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau apoteker, terutama jika ada perubahan jadwal atau dosis obat. Dengan pengaturan yang tepat, Anda dapat menjaga kesehatan dan tetap menjalankan ibadah puasa dengan lancar.

By : apt. Dwi Fitria Rahayuningwati, S. Farm.,

Sumber : Kementerian Kesehatan RI

Berikan Rating post

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *