Sholat 5 Waktu Mengajarkan Kedisiplinan
amdin2024-02-06T03:57:41+00:00
Umat Islam di penjuru dunia mengenal shalat sebagai syariat Islam yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim. Warga Jawa mengenal shalat dengan sebutan Sembahyang (asalnya sembah dan hyang).
Secara kasat mata, shalat tampaknya sederhana dan mudah dilaksanakan. Namun masih ada yang lalai mengerjakannya. Padahal Allah memerintahkan pada umat Nabi untuk kebaikan dan keberuntungan dirinya sendiri dan orang lain. Allah berfirman dalam Qs. Adz-Dzariyat ayat 56-57.
وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّالِيَعْبُدُوْنَ مَآاُرِيْدُمِنْهُمْ مِّنْ رِزْقٍ وَمَآاُرِيْدُ اَنْ يُطْعِمُوْنَ
Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rejeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberiKu makan.
Secara tekstual, diwajibkannya shalat bermula saat Nabi malakukan Isra’ dan Mi’raj. Kini masyarakat memperingatinya dengan konsep yang sangat beragam. Salah satunya dengan mengadakan pengajian. Materi ceramah yang sering disampaikan oleh muballigh adalah shalat lima waktu.
إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتْ عَلى ٱلْمُؤْمِنِينَ كِتَـٰبًا مَّوْقُوتًا
Artinya : Sesungguhnya sembahyang itu bagi orang-orang mukmin merupakan kewajiban yang mempunyai waktu tertentu. (QS. An-Nisa’ ayat 103)
Penjelasan di atas menegaskan bahwa setiap mukmin yang tidak menunaikan shalat tanpa ada udzur, kelak di hari akhir akan mendapat siksa. Allah berfirman dalam surat Al-Mudatssir ayat 42-43.
مَاسَلَكَكُمْ فِى سَقَرَ، قَالُواْ لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ
Artinya : Apakah yang menyebabkan kalian terjerumus ke dalam api neraka? Mereka sama menjawab : Karena kami tidak termasuk daripada orang-orang yang sembahyang.
Di dalam hadits Nabi ditegaskan.
مَنْ تَرَكَ صَلَاةً مُتَعَمِّدًا فَقَدْ بَرِئَ مِنْ ذِمَّةِ مُحَمَّدٍ (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَسَلَّمَ) “قَالَ العِرَاقِى، أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ وَالْبَيْهَقِى مِنْ حَدِيْثِ أُمِّ أَيْمَنَ بِنَحْوِهِ وَرِجَالُ إِسْنَادِهِ ثِقَاتٌ قُلْتُ وَعَنِ ابْنِ أَبِيْ شَيْبَةَ فِى المُصَنَّفِ عَنْ أَبِى الدَّرْدَاءِ عَنِ الْحَسَنِ مُرْسَلًا. “مَنْ تَرَكَ صَلَاةً مُتَعَمِّدًا كَتَبَ اللهُ عَلَى بَابِ النَّارِ فِيْمَنْ يَدْخُلُهَا” وَعِنْدَ الْبَيْهَقِى فِى المَعْرِفَةِ عَنْ نَوْفَل، “مَنْ تَرَكَ الصَّلَاةَ فَكَأَنَّهَا وَتَرَ أَهْلَهُ وَمَالَهُ”
Artinya : Barang siapa meninggalkan sembahyang dengan sengaja, maka ia telah jatuh dari ikatan syariat Nabi Muhammad SAW.” Berkata Al-‘Iraqy hadits tersebut diriwayatkan oleh Ahmad dan Baihaqi dari hadits Ummi Aiman dan para perawi hadits tersebut orang-orang terpercaya.
Adapun hadits yang diriwayatkan Abi Syaibah dalam kitab Al-Mushannaf dari Abi Darda’ dan Al-Hasan sebagai hadits mursal: “Barang siapa meninggalkan sembahyang dengan sengaja, maka namanya akan ditulis di atas pintu neraka sebagai orang yang akan memasukinya.”
Adapun dalam riwayat Al-Baihaqi dalam kitab Al-Ma’rifah dari Naufal: “Barang siapa meninggalkan sembahyang maka seolah-olah ia mengurangi keluarga dan hartanya.”
Pada dasarnya, shalat akan menuntun seseorang menjauhi segala larangan Allah. Sehingga bisa rendah diri, berbudi luhur, takwa menjalankan perintah-Nya, juga disiplin akan waktu.
إِنَّ الصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ
Artinya : Sesungguhnya sembahyang itu adalah mencegah dari perbuatan-perbuatan yang keji dan munkar. (QS. Al-Ankabut : 45)
Dengan demikian, seorang mukmin yang terbiasa shalat lima waktu, hakikatnya ia berdisiplin waktu, kebersihan, janji, berpikir, dan kesehatan. Semakin jelas bahwa orang yang mengerjakan shalat akan mendapat kemuliaan, termasuk dimudahkannya segala urusan, seperti rezeki dan Allah menampakkan tanda-tanda lewat wajahnya bercahaya.
sumber : https://jatim.nu.or.id/keislaman/shalat-lima-waktu-ajarkan-kedisiplinan-bz5kL
Leave a Reply