Berbagai Macam Kondisi yang Membutuhkan Rehabilitasi Medik
amdin2023-05-13T03:46:59+00:00
Rehabilitasi medik merupakan terapi yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi tubuh yang bermasalah, seperti saraf terjepit, cedera, patah tulang, dan kelumpuhan akibat stroke. Rehabilitasi medik juga sering dibutuhkan untuk keperluan pasien yang telah menjalani operasi tertentu.
Di saat dalam kondisi seperti patah tulang, lumpuh, bahkan gangguan saraf, biasanya seseorang akan mengalami gangguan pula pada pergerakan atau bahkan kecacatan. Ini lah yang menyebabkan seseorang kesulitan dalam menjalankan aktivitas atau pekerjaannya sehari-hari hingga dapat mengganggu kualitas hidup mereka.
Sehingga untuk membantu proses pemulihan dan melatih kemampuan pasien untuk kembali beraktivitas dan bergerak secara normal, dokter biasanya akan menganjurkan mereka menjalani program rehabilitasi medis. Salah satu contoh program dari rehabilitasi medik itu sendiri ialah fisioterapi.
Ada Beberapa Kondisi yang Membutuhkan Rehabilitasi
Berikut adalah beberapa gangguan atau kondisi dimana membutuhkan rehabilitasi medik:
1.Rehabilitasi bagi penderita jantung
Rehabilitasi jantung adalah program rehabilitai medik yang sudah dirancang guna menunjang dalam proses pemulihan dan perbaikan pada kondisi jantung dan pembuluh darah manusia.
Rehabilitasi ini dikhususkan untuk pasien dengan penyakit kardiovaskuler, seperti serangan jantung atau gagal jantung, serta pasien yang sedang menjalani tindakan medis jantung, contohnya angioplasti atau operasi jantung.
Biasanya pasien akan diperiksa terlebih dahulu oleh dokter untuk menilai fungsi jantung sebelum menjalani rehabilitasi medik.
Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan, seperti rekam jantung (EKG), ekokardiografi, pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar kolesterol dan enzim jantung, serta pemeriksaan stress test yang dilakukan saat menggunakan sepeda atau treadmill.
Selanjutnya dokter memberikan perawatan medis atau mengambil tindakan untuk menangani kondisi pasien. Oleh karena itu, untuk mendukung rehabilitasi jantung, dokter juga akan menawarkan program rehabilitasi jantung yang meliputi olah raga atau latihan fisik serta edukasi pola hidup sehat kepada pasien.
2.Rehabilitasi bagi penderita stroke
Rehabilitasi stroke merupakan langkah penting dalam pengobatan pasien stroke. Melalui rehabilitasi medik, diharapkan kemampuan dan kebugaran mereka dapat pulih kembali. Pasien kemudian juga akan menerima pelatihan sehingga mereka dapat melanjutkan aktivitasnya dengan lebih mandiri. Banyak program dan metode rehabilitasi stroke termasuk aktivitas fisik, seperti pelatihan keterampilan motorik, psikoterapi, terapi wicara, dan terapi okupasi.
3.Rehabilitasi bagi penderita hernia nucleus pulposus
Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah suatu kondisi di mana sumsum tulang belakang menonjol dari tulang belakang, kemudian mengakibatkan tertekannya saraf-saraf yang ada di dalam. Kondisi ini sering disebut sebagai saraf terjepit.
HNP dapat menyebabkan nyeri hebat pada bagian punggung atau leher, melemahnya anggota gerak tubuh, bahkan kelumpuhan. Untuk mengatasi kondisi ini, biasanya dokter akan memberikan obat, melakukan fisioterapi atau tindakan operasi pada pasiennya.
Kebanyakan rehabilitasi medik untuk pasien HNP akan berlangsung selama beberapa minggu hingga bulan. Tujuannya untuk meredakan nyeri punggung dan memperbaiki posisi saraf dan tulang belakang pasien.
Biasanya metode yang digunakan untuk rehabilitasi medik pada kondisi HNP dapat berupa terapi panas, terapi listrik, latihan atau olahraga untuk saraf terjepit, hingga pemakaian korset khusus untuk tulang belakang.
4.Rehabilitasi bagi penderita penyakit paru obstruktif kronik
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru-paru kronis yang dapat membuat sulit bernapas bagi penderitanya. Penyakit ini juga dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam tubuh pasien. Sehingga, agar pasien dapat bernapas dan bergerak dengan lebih mudah, kemudian mencegah kekambuhan serta mengurangi gejala yang dialami maka diperlukan adanya rekam medik untuk penyakit ini.
Pada program rehabilitasi medik bagi pasien PPOK seringkali berupa latihan atau olah raga, seperti bersepeda statis, senam, dan latihan penguatan otot pernapasan. Maka dari itu, melalui adanya program ini penderita PPOK juga akan dilatih untuk berhenti merokok.
5.Rehabilitasi bagi pasien yang menjalani amputasi
Dalam membantu pemulihan dan melatih kemampuan pasca amputasi, biasanya dkter akanmenerapkan program rehabilitasi medik, dikarenakan kebanyakan pasien pasca operasi mereka mengalami setres bahkan depresi sebab tubuhnya tidak bisa bergerak atau beraktivitas seperti semula.
Dengan demikian, melalui program inilah diharapkan pasien dapat kembali bergerak dan beraktivitas dengan baik karena akan diberi pelatihan serta motivasi kepada mereka. Rehabilitasi medik ini mencakup pelatihan penggunaan anggota tubuh prostetik..
Misalnya saja pasien yang bagian kakinya diamputasi, kemudian dokter akan melatih pasien tersebut agar bisa menggunakan kaki palsu atau prosteik dengan harapan bisa berjalan kembali.
Kemudian rehabilitasi medik ini juga dapat dilakukan dalam bentuk terapi okupasi, terapi penglihatan, dan terapi berbicara, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien. Pada dasarnya tujuan dari rehabilitasi medik ini untuk mengembalikan fungsi-fungsi tubuh yang terganggu akibat suatu kondisi ataupun penyakit.
Hasil akhir dari rehabilitasi medik yang telah dilaksanakan pastinya akan tergantung pada tingkat keparahan kondisi yang dialami dan kemampuan tim rehabilitasi dalam menanganinya. Di sisi lain, motivasi dan semangat pasien rehabilitasi medik juga sangat berperan penting dalam menunjang keberhasilan rehabilitasi.
Itulah beberapa ragam rehabilitasi medik yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Jika #temansehat memerlukan rehabilitasi medik, maka konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter rehabilitasi medis RSI Unisma agar dapat ditentukan terapi apa yang akan sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan kamu.
Leave a Reply