PPOK (Penyakit Paru Obstruktif) Pengertian, Gejala, Penyebab
amdin2022-12-15T04:24:22+00:00
PPOK kepanjangan dari Penyakit Paru Obstruktif Kronik dahulu disebut dengan Penyakit Paru Obstruktif Menahun. Penyakit ini ditandai dengan adanya perlambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel. Perlambatan Aliran udara umumnya bersifat progresif dan berkaitan dengan respons inflamasi yang abnormal terhadap partikel atau gas iritan.
Apa itu PPOK
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) adalah peradangan pada paru-paru yang berlangsung dalam jangka panjang. PPOK umumnya ditandai dengan kesulitan bernapas, batuk berdahak, dan mengi (bengek). PPOK merupakan penyakit yang sering terjadi pada perokok aktif dan pasif.
Gejala Penyakit PPOK
Seseorang dengan PPOK ringan dapat tanpa keluhan atau gejala. Hal ini berbahaya karena apabila faktor risikonya tidak dihindari maka penyakit ini akan semakin progresif. PPOK dapat menimbulkan gejala sebagai berikut:
- Sesak napas
- Batuk-batuk kronis (batuk 2 minggu)
- Sputum yang produktif (batuk berdahak) Pada PPOK eksaserbasi akut terdapat gejala yang bertambah parah seperti:
- Bertambahnya sesak napas
- Kadang-kadang disertai mengi
- Bertambahnya batuk disertai meningkatnya sputum (dahak)
- Sputum menjadi lebih purulen dan berubah warna
- Gejala non-spesifik: lesu, lemas, susah tidur, mudah lelah, depresi
Penyebab Penyakit PPOK
Penyakit paru obstruktif kronis terjadi ketika saluran pernapasan dan paru-paru rusak serta mengalami peradangan. Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit ini antara lain:
- Kebiasaan merokok merupakan satu-satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya. Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan tentang, riwayat merokok, Perokok Aktif, Perokok Pasif, Bekas perokok. Bila merupakan bekas perokok harus dinilai derajat berat merokok dengan menggunakan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun : • Ringan : 0-200 • Sedang : 200-600 • Berat : >600
- Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja
- Hipereaktiviti bronkus
- Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang
- Defisiensi antitripsin alfa – 1, umumnya jarang terdapat di Indonesia
Diagnosis Penyakit PPOK
- Spirometri adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur secara obyektif kapasitas/fungsi paru (ventilasi) pada pasien dengan indikasi medis. Alat yang digunakan disebut spirometer
- Radiologi (Rontgen Thoraks)
- Bila eksaserbasi akut: analisis gas darah, DPL, Sputum gram, Kultur MOR
Apa saja prinsip terapi PPOK?
- Edukasi dan motivasi untuk berhenti merokok
- Farmakoterapi: bronkodilator, steroid, mukolitik, antioksidan
- Terapi non-farmakologis
- Rehabilitas: latihan fisik, latihan pernapasan
- Terapi oksigen jangka panjang (15 jam sehari) pada PPOK Stadium III
- Nutrisi • Pembedahan pada PPOK berat
Kapan Harus ke Dokter
Jika Anda mengalami sesak nafas dan batuk berdahak yang memburuk atau terjadi pada waktu yang lama, maka Anda harus menemui dokter secepat mungkin. Walaupun gejala tersebut tidak selalu mengarah pada PPOK, namun konsultasi dokter diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan lain. Dalam pertemuan dengan dokter, Anda akan ditanya mengenai riwayat kesehatan termasuk riwayat merokok, asma atau paparan terhadap polutan. Jika Anda dicurigai menderita PPOK, maka dokter Anda akan merujuk ke dokter spesialis paru untuk pengobatan.
Ingat, ketika sudah terjadi beberapa gejala yang mengindikasi penyakit paru seperti diatas, segera periksakan diri ke dokter rumah sakit Malang RSI Unisma untuk mencegah berbagai komplikasi yang terjadi.
Jangan tunda berobat #AyokeRSIUNISMAaja
sumber : https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/kenali-penyakit-paru-obstruktif-kronik-ppok
Leave a Reply