Artikel dan Berita

efek samping KB

Efek Samping KB yang Wajib Anda Ketahui!

Category: Artikel, Info Sehat, PKRS Comments: One Comment

KB digunakan untuk mengatur jarak kehamilan penting dilakukan. Selain untuk mengatur jarak kehamilan, kontrasepsi menjadi pilihan efektif untuk mencegah kehamilan.

Selain utuk mengontrol jarak kehamilan, sebenarnya kontrasepsi jenis tertentu berguna untuk mengatasi ketidakstabilan hormon reproduksinya.

Efek Samping KB Hormonal dan Non Hormonal

Banyak #temansehat yang ragu untuk memilih kontrasepsi karena berbagai alasan. Salah satunya karena kontrasepsi KB dapat menimbulkan berbagai efek samping untuk tubuh ke depannya.

Penggunaan kontrasepsi bisa berpengaruh terhadap tubuh dikarenakan penerimaan tubuh setiap orang dapat berbeda-beda. Jika terdapat ketidak cocokan dengan penggunaan kontrasepsi, #temansehat dapat memutuskan untuk tidak melanjutkan penggunaannya lagi.

Berikut adalah beberapa jenis alat kontrasepsi KB Hormonal dan Non Hormonal.

KB Hormonal

Kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi yang menggunakan preparat hormonal yaitu estrogen dan progesteron. Estrogen bekerja dengan cara mempengaruhi ovulasi, perjalanan ovum, atau implantasi. Ovulasi dihambat.

Alat kontrasepsi KB hormonal mengandung turunan dari hormon estrogen dan progesteron (sintetik). Berikut jenis alat kontrasepsi hormonal dan efek sampingnya bagi tubuh:

Efek Samping Pil KB

Pil KB mengandung turunan hormon estrogen dan progesteron atau hanya sintesis progesteron. Pil KB terdiri dari pil KB generasi lama dan generasi terbaru.

Pil KB terbaru tergolong minim efek samping, Bunda. Sedangkan pil KB generasi lama memiliki beberapa efek samping dan risiko, seperti:

  • Mual
  • Jerawat di wajah
  • Perdarahan atau flek di antara waktu haid

Pil KB bisa bikin jerawatan?

Kandungan pil KB generasi lama memang bisa menyebabkan jerawat di wajah, Bunda. Sedangkan pada pil KB generasi terbaru, hormon turunan progesteron diganti sehingga reaksi mual, jerawat, dan kembung dapat ditekan.

Kandungan pil KB generasi baru malah bisa membuat kulit glowing. Pil KB generasi ini sering digunakan oleh dokter kulit untuk pengobatan jerawat.

Efek Samping KB Suntik

KB suntik terdiri dari dua jenis, yakni:

Efek Samping KB suntik 1 bulan

KB suntik 1 bulan menggunakan dua turunan hormon estrogen dan progesteron. KB suntik 1 bulan ini juga sering disebut KB suntik kombinasi. Jenis kontrasepsi ini tidak menimbulkan efek samping, seperti mengganggu siklus haid.

Efek Samping KB suntik 3 bulan

KB suntik 3 bulan terdiri dari satu hormon turunan progesteron, yakni DMPA (Depo-Provera). Efek sampingnya hampir mirip dengan pil KB generasi lama. Berikut efek samping KB Suntik 3 bulan:

  • Menyebabkan retensi cairan, sehingga perut terasa begah
  • Gangguan siklus haid (tidak haid selama pemakaian KB)
  • Mual
  • Mengganggu mood

Benarkah KB suntik 3 bulan bikin tubuh gemuk?

Perlu diketahui, KB suntik 3 bulan memang bisa menyebabkan penumpukan cairan di tubuh, tapi bukan menjadi penyebab gemuk. Peningkatan berat badan dapat terjadi, tapi tidak signifikan.

Benarkah KB suntik menyebabkan masalah kesuburan?

KB suntik ini juga tidak menyebabkan rahim kering dan masalah kesuburan. Kandungan DMPA di KB suntik 3 bulan, masih bisa berada dalam siklus tubuh kurang lebih 6 bulan setelah pemakaian dihentikan.

Jadi, KB suntik 3 bulan tak mengganggu kesuburan, tapi dapat mengganggu masa subur. Jadi, kalau #temansehat mau program hamil, sebaiknya evaluasi lagi efek samping penggunaan KB suntik 3 bulan ya.

Efek Samping Implan

Implan mengandung single hormon seperti KB suntik 3 bulan. Tapi, kandungan hormon di implan jauh lebih stabil, sehingga tidak menyebabkan efek samping penumpukan cairan.

Meski begitu, implan tetap bisa memengaruhi siklus haid. Bunda mungkin tidak akan mengalami haid teratur selama menggunakan implan.

Berbeda dengan KB hormonal lain, implan bisa digunakan dalam waktu lama, yakni sekitar 2 sampai 3 tahun.

KB Non-hormonal

Kontrasepsi non hormonal adalah kontrasepsi yang tidak mengandung hormon melainkan untuk mencegah sperma masuk ke dalam vagina, yang akan mencegah terjadinya fertilisasi.

KB non-hormonal tidak memasukkan hormon ke dalam tubuh. Alat kontrasepsi ini tidak mengganggu masa subur, tapi dapat mencegah kehamilan dengan cara tertentu.

Berikut jenis KB non-hormonal serta efek sampingnya:

Efek Samping Kondom

Kondom merupakan alat kontrasepsi dengan angka kegagalan tinggi. Kebanyakan kondom terbuat dari lateks yang bisa menyebabkan efek samping alergi.

Alergi juga dapat disebabkan karena zat-zat pelicin atau lubricant dan pewanginya.

Efek Samping Steril

Steril disebut juga kontrasepsi mantap. Angka kegagalan steril sama dengan implan, yakni paling rendah dibandingkan jenis KB yang lain. Angka kehamilan implan hanya terjadi pada 6/10.000.

Seorang wanita yang sudah steril tetap bisa hami, karena tetap terdapat angka kegagalannya meskipun kurang dari 1 persen. Setiap kontrasepsi memiliki angka kegagalan. Artinya, meski Bunda sudah menggunakan alat kontrasepsi, peluang untuk hamil tetap ada.

Hal tersebut juga berlaku untuk penggunaan alat kontrasepsi steril. Setiap metode KB atau kontrasepsi, selama masih punya organ reproduksi (rahim dan hormon), itu masih bisa hamil.

Efek Samping IUD

IUD (intrauterine device) dulu dikenal dengan nama KB spiral. IUD menjadi kegemaran wanita karena less maintenance, tidak harus diingat setiap hari, dapat digunakan dalam jangka waktu lama (5 sampai 10 tahun), dan kontrol bisa dilakukan setahun sekali.

IUD berbentuk T kecil dengan panjang sekitar 2-3 cm dan diameter 0.5 cm. Alat ini memiliki lengan lentur yang saat di dalam rahim akan tertutup.

IUD bekerja dengan cara membuat peradangan lokal di sekitar dinding dalam rahim, sehingga apabila sudah ada embrio tidak akan bisa ditanam dan mencegah kehamilan. IUD juga menyebabkan produksi lendir lebih banyak, sehingga sperma tidak bisa naik ke atas dan bertemu sel telur.

Efek samping IUD

Berikut efek samping pemasangan IUD yang dapat dialami Bunda:

  • Infeksi

IUD juga terdiri dari benang yang akan terlihat di mulut rahim setelah pemakaian. Pemasangan IUD tidak menyebabkan infeksi karena rahim bersifat steril. Tapi, infeksi dapat terjadi bila kuman masuk melalui vagina yang bersifat non-steril.

Jika infeksi naik sampai ke saluran rahim atau tuba fallopi, maka ini dapat mengganggu proses kehamilan berikutnya.

  • Muncul flek di luar siklus haid

Reaksi peradangan yang berlebihan akan membuat pembuluh darah menjadi lebih rapuh. Akibatnya dapat muncul darah atau flek di luar siklus haid.

  • Haid lebih lama atau lebih banyak

Peradangan lokal karena IUD biasanya membuat haid lebih banyak atau lebih lama. Lebih lama dengan darah yang sedikit, atau sebentar tapi darah yang keluar banyak.

  • Tetap ada risiko

Haid yang banyak bisa menyebabkan kompensasi di rahim. Gerakan itu bisa mengubah posisi IUD menjadi lebih ke atas sampai menembus dinding dalam rahim atau ke bawah. Kalau berubah posisi ke bawah, risiko kehamilan menjadi lebih besar.

  • Mengganggu hubungan seksual

Benang IUD yang disisakan di mulut rahim biasanya dapat mengganggu saat berhubungan seksual. Hal ini dapat dikonsultasikan ke dokter. Tindakan yang dapat dilakukan adalah benang bisa dipendekkan atau dimasukkan ke dalam rahim.

  • Keputihan

IUD menyebabkan lendir serviks lebih banyak, sehingga menyebabkan keputihan. Keputihan bisa berubah menjadi abnormal bila terjadi infeksi. Untuk mencegahnya, Bunda perlu menjaga kebersihan daerah kewanitaan selama pemasangan IUD.

Waktu kontrol IUD

Setiap pemasangan IUD, Bunda akan diberikan antibiotik Pemasangan IUD umumnya membutuhkan waktu adaptasi, sekitar 2 sampai 3 bulan.

Bunda dapat melakukan kontrol ke dokter di waktu tersebut. Bila tidak ada masalah, kontrol dapat dilakukan satu kali setahun.

Jenis KB Non-hormonal lainnya

Ada beberapa jenis KB non-hormonal lainnya selain IUD, kondom, dan steril. Berikut jenisnya:

  • Sistem kalender atau pantang berkala
  • Coitus interruptus atau ejakulasi di luar saat berhubungan seksual

Itu dia informasi mengenai efek samping penggunaan kontrasepsi hormonal dan non hormonal yang bisa #temansehat jadikan rekomendasi sebelum menggunakannya. Di antara KB hormonal dan non-hormonal, #temansehat memilih menggunakan yang mana? Yuk bagi pengalamannya di komentar!

Jangan tunda berobat #AyokeRSIUNISMAaja

5/5 - (10 votes)

Share this post

Comment (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *