Mengenal lebih Dekat Dokter Bedah Saraf RSI Unisma
amdin2024-06-04T02:59:18+00:00
Dokter bedah saraf, atau dikenal juga sebagai neurosurgeon, adalah seorang spesialis medis yang terlatih dalam diagnosis dan perawatan bedah gangguan pada sistem saraf.
Sistem saraf mencakup otak, sumsum tulang belakang, dan saraf perifer, yang memainkan peran penting dalam mengendalikan berbagai fungsi tubuh dan respons neurologis.
Tugas dan Tanggung Jawab Dokter Bedah Saraf
1. Diagnosis Gangguan Saraf
Dokter bedah saraf bertanggung jawab untuk mendiagnosis berbagai kondisi yang mempengaruhi sistem saraf. Ini termasuk menggunakan teknik pencitraan seperti MRI, CT scan, dan angiografi untuk mengidentifikasi masalah.
2. Perawatan Bedah
Dokter bedah saraf melakukan operasi untuk memperbaiki, mengangkat, atau mengelola gangguan pada otak, sumsum tulang belakang, dan saraf perifer. Operasi ini bisa meliputi pengangkatan tumor, perbaikan aneurisma, dan dekompresi saraf.
3. Manajemen Nyeri Kronis
Selain operasi, dokter bedah saraf juga dapat membantu dalam manajemen nyeri kronis yang disebabkan oleh kondisi neurologis. Mereka dapat menawarkan solusi seperti stimulasi saraf atau prosedur bedah untuk mengurangi nyeri.
Kondisi yang Ditangani oleh Dokter Bedah Saraf
1. Operasi Tumor Otak
Tumor otak bisa bersifat jinak atau ganas dan memerlukan penanganan khusus. Bedah saraf bertujuan untuk mengangkat tumor tanpa merusak fungsi otak yang sehat. Teknologi seperti pembedahan berbantuan komputer (computer-assisted surgery) dan pencitraan resonansi magnetik (MRI) intraoperatif sangat membantu dalam meningkatkan akurasi operasi.
2. Aneurisma Otak
Aneurisma otak adalah pelebaran atau pembengkakan pada pembuluh darah di otak yang bisa pecah dan menyebabkan perdarahan otak. Pembedahan untuk aneurisma melibatkan kliping (memasang klip di leher aneurisma) atau endovaskular (seperti embolisasi koil) untuk mencegah pecahnya aneurisma.
3. Trauma Kepala dan Cedera Otak Traumatis
Cedera otak traumatis (Traumatic Brain Injury/TBI) memerlukan intervensi bedah untuk mengurangi tekanan intrakranial atau memperbaiki kerusakan struktural. Decompressive craniectomy adalah salah satu prosedur di mana bagian dari tengkorak diangkat untuk memberi ruang bagi pembengkakan otak.
4. Penyakit Parkinson dan Bedah Stereotaktik
Untuk pasien Parkinson yang tidak merespons terapi obat, bedah saraf seperti stimulasi otak dalam (Deep Brain Stimulation/DBS) dapat membantu. DBS melibatkan implantasi elektroda ke area tertentu di otak untuk mengurangi gejala motorik Parkinson.
5. Hernia Diskus dan Syaraf Terjepit
Hernia diskus intervertebralis dapat menyebabkan nyeri punggung dan kaki karena menekan saraf. Microdiscectomy adalah prosedur minimal invasif untuk mengangkat bagian dari diskus yang menonjol dan menekan saraf.
6. Epilepsi dan Pembedahan Epilepsi
Pembedahan epilepsi mungkin diperlukan bagi pasien dengan epilepsi yang tidak terkontrol oleh obat. Reseksi lobus temporal atau lobektomi adalah operasi untuk mengangkat bagian otak yang menjadi sumber kejang.
7. Pembedahan untuk Hidrosefalus
Hidrosefalus adalah penumpukan cairan serebrospinal (CSF) di dalam otak. Penanganan umum melibatkan pemasangan shunt untuk mengalirkan CSF dari otak ke bagian lain dari tubuh, atau endoscopic third ventriculostomy (ETV), di mana lubang dibuat di dasar ventrikel ketiga untuk memungkinkan aliran cairan.
Prosedur Bedah yang Umum Dilakukan
1. Kraniotomi
Ini adalah prosedur bedah di mana bagian dari tulang tengkorak diangkat untuk memberi akses ke otak. Kraniotomi digunakan untuk mengobati tumor otak, aneurisma, dan kondisi lainnya.
2. Laminektomi
Laminektomi adalah prosedur yang dilakukan untuk mengangkat bagian dari tulang belakang yang menekan saraf. Ini umum dilakukan pada pasien dengan stenosis spinal atau herniasi diskus.
3. Diskektomi
Prosedur ini melibatkan pengangkatan bagian dari diskus tulang belakang yang menekan saraf. Diskektomi sering dilakukan untuk mengobati herniasi diskus.
Kualifikasi dan Pelatihan Dokter Bedah Saraf
Untuk menjadi dokter bedah saraf, seseorang harus menyelesaikan pendidikan kedokteran dasar, diikuti dengan program residensi yang intensif dalam bedah saraf, yang biasanya berlangsung selama 6-7 tahun.
Selama pelatihan ini, calon dokter bedah saraf akan memperoleh pengalaman praktis dalam berbagai prosedur bedah dan perawatan pasien dengan kondisi neurologis.
Inovasi dan Teknologi dalam Bedah Saraf
Bidang bedah saraf terus berkembang dengan adanya inovasi teknologi. Penggunaan robotika dalam bedah saraf memungkinkan presisi yang lebih tinggi dan risiko komplikasi yang lebih rendah.
Selain itu, teknik minimally invasive surgery (MIS) telah menjadi populer karena mengurangi waktu pemulihan dan rasa sakit pasca operasi.
Kesimpulan
Dokter bedah saraf adalah pilar penting dalam dunia medis, khususnya dalam menangani gangguan serius pada sistem saraf.
Dengan keahlian dalam diagnosis, perawatan bedah, dan manajemen nyeri, mereka memainkan peran vital dalam meningkatkan kualitas hidup pasien yang mengalami masalah neurologis.
Melalui pelatihan yang intensif dan penggunaan teknologi canggih, dokter bedah saraf terus memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan bidang medis ini.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal membutuhkan konsultasi atau perawatan bedah saraf, jangan ragu untuk datang ke dokter bedah saraf RSI Unisma Malang untuk mendapatkan penanganan terbaik.
Jangan tunda berobat #AYokeRSIUNISMAaja
Leave a Reply